Tetiba saja saya ingin menulis tentang blog ini. Ya! Blog yang dulunya hanya sekedar iseng-iseng. Blog yang berawal dari kesukaan saya menulis berbagai hal. Apalagi puisi atau sekedar kisah-kisah alay ala saya. Hehee.. Entahlah sampai sekarangpun saya masih bingung memilih tema untuk tulisan-tulisan saya disini. Yang pasti maunya semua hal ada disini, bukan cuma puisi, kisah-kisah melow, dan cerpen cengeng. Beberapa hal saya pernah coba tulis disini, jujur semerawut dan masih ga bisa focus seperti blogger lainnya. Hihiii.. maklum saya
Flu Singapura! Mungkin sebagian sudah familiar dengan penyakit yang satu ini, namun jujur saya malah baru ngeh pas tepat sebulan yang lalu jagoan kedua mengidap penyakit ini. Jadiii, karena berasa penting akhirnya saya posting tentang penyakit yang aduhai bikin mata saya sipit. Lumayanlah hampir satu minggu kurang tidur jagain Baby Fay yang galau gak bisa bobo karena penyakit ini.
Awalnya saya kira Baby Fay kena DBD, karena panasnya yang turun naik dan muncul bintik-bintik merah. Tapi setelah konsultasi dengan Dokter, ternyata positif Baby Fay terkena Flu Singapura. Beneran nelangsa sih, apalagi di rongga mulutnya juga bintik-bintik itu maksimal buat Baby Fay gak bisa makan. Sama persis kaya lagi sariawan. Kebayang kan, di usianya yang masih batita Baby Fay kudu sabar nahan suhu panas di badannya, belum lagi bintik-bintik yang cukup bikin mata mendelik itu makin hari makin bertambah. Terus kondisi mulut yang gak nyaman buat nelan makanan. Yup! cuma disekitar tangan, kaki dan mulut memang. Makanya istilah penyakit ini di Indonesia dinamakan dengan penyakit PTKM (Penyakit Tangan Kaki dan Mulut).
Lebih sepuluh tahun yang lalu, dengan penampakan beliau yang buat orang sekitar galau. Rambut gondrong, pakaian serba hitam lengkap dengan aksesories tulang belulang. Suaranya yang parau, kerut wajahnya kusam, jauh dari kesan menyenangkan. Belum lagiii, aroma minuman keras itu menyengat sangat. Kadang, masih terpikir kenapa Tuhan mempertemukan kita waktu itu, diusiamu yang menua, dan usiaku yang menginjak dewasa. Hmmm... tak peduli apa yang mereka kira, kita melenggang dengan gelak tawa, petikan gitarmu mempesonakan sisi pujanggaku. Dengan mahir kau mainkan melodi penyejuk jiwa. Ahh.. andai saja mereka tahu, dibalik ragamu yang semerawut tersimpan apik kehalusan dan kelembutan berpikir.
"Merasa berjalan dlm gelap.. Merangkak, menerka bahkan mendengus seolah mencari aroma yang kamu mau. Bertahanlah! Karena itu proses! Apapun hasilnya.. Semoga menjadi kian dewasa.." #gituaja
Biarkanlah terlihat seperti ini. Bukan hal yang harus disembuyikan, karena apapun akan terbuka nantinya. Hi... apa kabar dengan wajahmu, masih kudengar kekakuan itu menjadi polesan yang natural untukmu. Bahkan, saat kita bersua tempo hari. Masih saja sinis jadi pemanis. Urgh! ga masalah sebenarnya. Tapiii.. apa iya akan terus selalu menjadi tiang baja, yang enggan menoleh walau tertiup lembutnya angin yang semilir. Hmmm.. lagi-lagi hanya waktu yang bisa mencairkan suasana ini.
Hidup memang penuh rahasia, berulang kali kita menciptakan mimpi, merajut asa dan harapan. Berulang kali juga kita terjebak, tersesat hingga terkesan takabur dengan mimpi-mimpi juga harapan-harapan yang sebenarnya masih semu. Kita asyik berdialog dengan ilmu dunia yang dengan segala teorinya selalu 'mengkhatamkan' jiwa kesombongan yang asyik berisik. Huftt! Bukan tentang tidak bolehnya kita bermimpi, merajut asa dan harapan-harapan. Namun, yakinilah bahwa semua adalah Sang Maha Pengatur yang mengatur. Sang Maha Pemberi yang memberi. Bukan 'kita' yang selalu jauh melewati batasannya. Siapkan hatimu, ketika menghadapi kegelisahan yang ditorehkan pada bagian mimpimu. Selalu pada-Nya, tak menjauh apalagi mengeluh.
Hi.. Apa kabar hati.. apa kabar semuanya?
Apa masih hobby menghela nafas panjang?? #gwbanget :D
Saat ini ... isyaratkan keluh yang tidak bisa bersahabat dengan perasaan apapun dan siapapun. Bahkan. ketika yang berjiwa dan bermuka tua itu meracau galau di sudut sana.. Hhhh.. maaf untuk kali ini.. dan entah kali ke berapa.. selalu ada setan kecil yang membuat auranya melangitkan fatwa-fatwa sesat. Tak setitikpun yang hadirkan putih disana. Silakan bertanya, menjawab dan berbuat seenaknya. Hal itu baik ketika baik menurutmu.. Dan akan menjadi buruk ketika buruk juga pengertianmu.
Akhirnya, Terimakasih untukmu, 'karenamu' abjad ini kembali menyentuh rumahnya. Hati ini kembali pada rasa-rasa yang sudah sering terlewati. BOSAN! ya.. BOSAN sedang menjadi ratu di kalbu. Betapa tidak, ketika mencoba pada halaman baru, ruang baru, sepertinya selalu ada debu! Debu yang menggumpal yang menjadikan hitam.