Mabok perjalanan? Sorry layau..
Saat itu libur semester tiba satu pekan
sebelum tahun baru, aku tidak pulang kerumah, awalnya aku memutuskan untuk
tinggal saja di asrama sampai liburan selesai, tetapi Azlia mungkin tidak tega
meninggalkanku dalam keadaan asrama yang sepi, meskipun ada beberapa murid juga
yang tidak pulang.
“yaudah Ri, liburan dirumahku aja ya, aku juga ga ada
temen, kalo kamu ikut kan, kita bisa rencanain liburan tahun baru, kemana gitu” Azlia mengajakku dengan penuh harap.
“aku pengen sih Li, tapi kamu tau kan kebiasaanku di perjalanan, nanti malah ngerepotin kamu dan orang tua kamu, malu ah” ya sebenarnya aku juga tidak mau menolak ajakan sahabatku yang biasa di sapa Azli itu, tapi ya mau gimana lagi.
“aku pengen sih Li, tapi kamu tau kan kebiasaanku di perjalanan, nanti malah ngerepotin kamu dan orang tua kamu, malu ah” ya sebenarnya aku juga tidak mau menolak ajakan sahabatku yang biasa di sapa Azli itu, tapi ya mau gimana lagi.
“hmm... aku gak di jemput kok Ri, orang tua ku ada acara
selama 3 hari mulai besok, jadi ga akan sempet ngejemput aku, aku mau naik bis
aja, tapi ibu minta aku ada yang nemenin, kamu mau ya?” sekali lagi Azli memintaku, demi mendengar itu, aku pun tidak tega jika
harus membiarkan Azli pulang sendiri naik bis.
“oke deh, aku ikut temenin kamu pulang, lagian udah lama
juga aku gak silaturahim sama ibu !” jawabku mantap.
Azli pun tersenyum lega.
Esoknya, kami telah
siap melakukan perjalanan. Untuk sampai ke terminal bis yang akan mengantarkan
kami ke Kota kelahiran Azli, kami harus menumpang angkot terlebih dahulu,
perjalanan menumpang angkot baik-baik saja sampai kami tiba di terminal dan
duduk manis di dalam bis.
Setengah jam
kemudian, tiba-tiba perutku terasa mual, kepalaku pusing, dadaku sesak, dan
tenggorokanku cekat, melihat rekasi itu Azli dengan cekatan mengeluarkan
aromatheraphy dari tasnya, dan memberikannya padaku untuk ku oleskan di sekitar
kening dan kudekatkan ke hidung, tapi sesuatu sudah mendesak untuk keluar dari
mulutku, dan saat itu juga aku muntah eerg.
Melihat situasi
itu, seorang Ibu yang duduk di seberangku menoleh, aku melihat wajah kagetnya. “temennya kenapa de?” dengan
wajah penasaran ibu itu bertanya pada Azli, aku yang saat itu sedang kepayahan
hanya bisa mendengarkan saja apa yang mereka obrolkan.
“anu bu, biasa mabok perjalanan. Hehe” Azli coba menjelaskan ragu, mungkin takut aku malu, padahal aku sih udah gak peduli.
“oh, kasian sekali de, coba kasih minum aer putih dan
minum obat anti mabok, ada?”
“kalo air minum sudah bu, tapi Riri gak suka minum obat”
“kalo permen suka?, ini Ibu punya KOPIKO Minicoffee” ibu itu kembali bertanya
“kalo permen suka?, ini Ibu punya KOPIKO Minicoffee” ibu itu kembali bertanya
Azli melirik ke
arahku, meski tanpa berkata apa-apa, aku tahu bahwa Azli sedang meneruskan
pertanyaan Ibu itu, akupun mengangguk, mengiyakan.
Kemudian Ibu itu
merogoh tasnya mengambil beberapa butir KOPIKO Minicoffee “ini, di
emut aja, biar seger lagi dan eneg nya ilang” sambil menyodorkan KOPIKO
Minicoffee itu pada Azli. Azli menerimanya sekaligus membukakan
bungkusnya dan langsung diberikan
kepadaku.
Kejadian 15 menit
dalam bis itu, rupanya cukup membuat Azli panik, aku bisa menangkap ekspresi
itu dari wajahnya, padahal aku sudah membaik dan seger lagi sekarang.
“Zli, ini kamu emut juga deh KOPIKO Minicoffee-nya, enak lho, biar kamu rileks lagi, maaf ya, udah bikin kamu panik” dengan penuh perasaan bersalah pada Azli aku pun melakukan apa yang sebelumnya Azli lakukan padaku, memberikan KOPIKO Minicoffee yang sudah ku buka bungkusnya.
“hmm.. eh iya Ri, ternyata KOPIKO Minicoffee itu asyik ya, bikin seger dan rileks”
Tak terasa perjalanan yang kami tempuh sudah cukup jauh, hingga kami sadar ternyata kami sudah tiba di terminal Kota. Sebelum melanjutkan perjalanan dan menumpang kendaraan berikutnya, Azli meminta aku istirahat sejenak sambil menikmati sensasi KOPIKO Minicoffee sampai aku benar – benar siap lagi melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa menit, bersamaan dengan habisnya KOPIKO Minicoffee yang ku emut, aku telah benar – benar siap melajutkan lagi perjalanan. Azli pun terlihat sudah rileks dan semangat lagi setelah kejadian tadi, kemudian kami meluncur menuju tujuan berikutnya.
“eh de, sudah seger lagi?”
seorang Ibu menepuk pundakku dari belakang.
“Eh Ibu, duuh makasih ya bu, ini juga karena ibu ngasih KOPIKO Minicoffee, aku sama Azli jadi
seger dan semangat lagi”
“oh, syukurlah kalau begitu, Ibu juga gak pernah ketinggalan KOPIKO
Minicoffee tiap bepergian, apalagi menjelang Natal
dan libur tahun baru gini, pasti banyak jalan – jalan. Dan biar perjalanannya tambah asyik, ibu pasti ngemut KOPIKO Minicoffee terus”.
Dan sampai aku tiba
di rumah Azli, aku masih seger aja. Dan liburan akhir tahun itu, bener-bener
asyik, bareng Azli dan keluarganya, karena KOPIKO Minicoffee bikin aku percaya
diri pergi kemanapun tanpa khawatir merepotkan orang lain.
Untuk liburan akhir
tahun ini, aku sudah merencanakan banyak perjalanan, masih bareng Azli
tentunya, aku optimis, liburan tahun ini pasti lebih asyik lagi, karena
“penyakit” ku yang sangat mengganggu itu, sudah bisa ku kendalikan dengan KOPIKO
Minicoffee.. J
(NA)
2 comments
Perjalanan jadi menyenangkan berkat kopiko ya
BalasHapusiya tetehhh.. :)
HapusMakasih buat jejaknya... ^_^