Menepi


Rasanya lama tidak mengaduk ngaduk perasaan disini. Blog yang dulunya hampir dipenuhi puisi ini seolah kehilangan jiwa nya. Mau tidak mau, waktu selalu berubah, lingkungan berubah, teman berubah, kehidupan pun berubah. Semuanya berubah, dan tidak akan pernah sama. Entah dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Hari ini kita bersama dengan orang-orang terdekat, dan besok bisa saja kita disudutkan pada hal yang berbeda. Yang dekat tiba-tiba menjauh, yang jauh tiba-tiba mendekat. Hari ini kita bekerja dengan lingkungan yang nyaman, pertemanan yang santai, keluarga yang hangat. Namun, esok dan entah kapan kita akan berada dalam situasi yang semuanya berbeda. Mungkin, bekerja dengan ritme yang tidak sebaik sebelumnya, berteman dengan teman yang tidak sepaham, dan singgah pada situasi kebekuan dalam sebuah keluarga. Yup! Ibarat masakan, menunya variatif. Soal rasa tergantung selera. Begitu bukan???

Kekosongan adalah perasaan yang tepat saat ini. Bukan, bukan saat ini, namun ketika Sang Dewi ku meredup. Mau tidak mau, energi seolah menjauh.. Keyakinan perlahan kian menghilang. Dan sakit kian meradang. Warna biru, putih bahkan kelembutan pink yang ada di sekitar seolah hanya sebagai pelengkap ruangan yang menjadi rutinitas. Padahal ada banyak tumpukkan yang berteriak minta perhatian. Kali ini maaf... bergerak menyentuh angka pada kalkulator pun terserang demam.

Hanya satu dalam pikiran, berbaik sangka.. berprasangka baik. Tentang keadaan, tentang semua hal yang telah terlewati hingga sekarang. Namun, ketidakpercayaan diri ini kambuh lagi. Seperti biasa, selalu menggunungkan kesepian. Ada deras yang masih menghujani di otak kanan kiri. Sembab kelopak abaikan kericuhan dalam ruang segi empat. Pintaku masih sama kembalikan semuanya.. Tentang keutuhan yang sempat kusinggahi. Cukup menjadi tunggal itu aku. Karena sekeras apapun usaha, tidak menjadikan semuanya baik-baik saja. Cukup menjadi sendiri itu diriku. Karena semesta menyanjung ketika pelangi mulai menemani langit dengan gerimis dan kristalnya.

Kali ini cukup menegadahkan tangan dengan rapalan do'a-do'a yang sama. Pinta bahagia dengan menebar sabar, melautkan ikhlas dan meninggikan ikhtiar. Jaga hati Sang Dewi, hanya itu yang kita miliki saat ini.. Bismillah.. Semua akan baik-baik saja...

You Might Also Like

0 comments

Makasih buat jejaknya... ^_^

Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

Halaman